Selasa, Desember 23, 2008

Mengatasi Kesulitan untuk Menabung

Menabung, sesuatu yang selalu diidam-idamkan semua orang . Jika ditanya semua orang pasti mau nabung dong? Namun tidak sedikit dari mereka mengalami kesulitan dalam menabung. Alasan utama dan mungkin satu-satunya dalah : tidak ada uang yang bisa ditabung. "Lha wong yang buat ditabung aja gak ada, gimana mau nabung?" Mungkin Anda pernah merasakannya juga.

Hukum dalam menabung itu hanya satu :
"Bukan berapa besar penghasilan Anda tiap bulan , namun berapa banyak Anda bisa menabung setiap bulannya?" Banyak sekali orang berpenghasilan Rp. 1 juta yang dapat menabung Rp.100 ribu setiap bulannya namun tidak sedikit orang berpenghasilan Rp.5 juta yang selalu kehabisan uang di tanggal 20 setiap bulannya dan menanti tanggal 27 tiba J

Triknya sebenarnya mudah : PAY YOURSELF FIRST , sisihkan dulu untuk menabung baru pakai sisanya untuk pengeluaran. Jika sebaliknya yang dilakukan, maka sering kali kita tidak menyisakan uang sepeserpun untuk ditabung di akhir bulan. Dengan trik ini, mindset kita akan terpola bahwa uang yang dapat dipakai untuk pengeluaran adalah PERHASILAN minus PAY YOURSELF FIRST. Sulit untuk melakukannya? Mari kita lihat kasus berikut:

Sadarkah Anda berapa uang yang telah Anda barikan untuk "orang lain", sebagai contoh kita belanja di mall sampai 2 kali sebulah untuk membeli baju baru atau makan di restoran fast food yang mahal. Setelah tiga bulan kita sudah merasa bosan dengan baju yang kita beli tersebut, memberikannya pada orang lain? Saya rasa itu bukan pilihan orang kebanyakan, secara naluriah manusia pasti ingin menyimpannya di lemarinya selama mungkin dan menjadi sampah. Itu baru salah satunya, coba Anda ingat-ingat lagi pengeluaran Anda yang sebenarnya lebih bersifat keinginan, dan bukan kebutuhan. Banyak sekali bukan?

Mari kita tengok dari sisi si pemilik butik, usahanya menjadi maju dan penghasilannya meningkat dan dia menjadi pengusaha yang mapan, Terima kasih atas usaha kita untuk membeli produknya J.

Mengapa kita rela melakukan ini, membayarnya, dengan cash, menggesek kartu kredit, atau lebih ironis lagi sampai penandatangan perjanjian segala...weleh weleh. Lebih baik kalau kita menghamburkan uang itu untuk diri kita sendiri bukan? Membuat diri kita dan keturunan lebih kuat secara finansial. Dengan menabung, berinvestasi, membeli asuransi hari tua. Ingat bahwa menghamburkan uang saat ini berarti kita telah merampas "daya beli" kita dan keturunan kita di masa mendatang, sedangkan menabung berarti menyimpan "daya beli" kita untuk digunakan di masa mendatang.

Mispersepsi. Itulah yang terjadi ketika orang dihadapkan untuk membeli produk perbankan, itu dirasa sebagai penghamburan uang yang tidak jelas karena kita tidak mendapatkan produk nyata. Padahal :
Dana pendidikan anak meningkat 10% tiap tahun, sedangkan investasi di bank hanya memberikan pengembalian 7%. Darimana kita akan mengejar sisa 3% nya? Sementara kebutuhan lain juga gak mau kalah untuk ikut-ikut naik harga.

Apakah Anda sudah menyiapkan tabungan untuk cadangan dana kesehatan untuk usia 55 nanti,, atau untuk biaya hidup pada usia 60 nanti jika kita masih hidup sementara kita sudah tidak lagi berpenghasilan. Mungkin kita berkata," Ah, gimana nanti deh. rejeki kan sudah ada yang ngatur, nanti juga ada aja jalannya". Tapi tanpa usaha dari kita (bahkan memikirkannya pun tidak), apakah Sang Pemberi Rejeki akan memilih kita untuk diberikan rejeki?

Jadi, bijaklah terhadap masa depan kita dan keturunan kita. Menabunglah mulai sekarang.


Selamat menabung

Jumat, September 26, 2008

Gunung Semeru

Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru termasuk dalam 4 (empat) wilayah Kabupaten, yaitu Kab. Proholinggo, Kab. Pasuruan, Kab. Malang dan Kab. Lumajang. Kawasan ini banyak dikenal oleh wisatawan asing maupun do­mestik, terutama kawasan Bromo.

Untuk menuju G. Bromo dari arah Pasuruan: Dari Surabaya kita naik bus jurusan Probolinggo dan turun di Pasuruan. Selanjutnya naik Colt jurusan Tosari - Wonokitri. Di sini kita dapat bermalam di hotel atau losmen atau dapat juga langsung meneruskan perjalanan menuju G. Penanjakan, atau masuk ke lautan Pasir dan menuju puncak G. Bromo.

G. Penanjakan merupakan titik pandang terbaik ke arah kawasan G. Bromo, dimana Kawah Bromo nampak sebagai suatu panorama yang amat eksotis, dengan kepulan asap dan warna-warni punggungan bukit bekas lelehan lava belerang disekitarnva dan hamparan padang pasir mengelilinginva. Disini pemandangan matahari terbitpun nampak lebih indah dengan puncak G. Semeru sebagai latarnya.

Bila dari arah Probolinggo, kita naik Colt atau bis jurusan Sukapura terus Ngadisari. Dari Ngadisari naik kendaraan/berjalan kaki menuju Cemoro Lawang sejauh 3 Km. Di Cemoro Lawang kita dapat bermalam di hotel maupun losmen atau di rumah-rumah penduduk. Besok pagi-pagi sekali kita dapat melanjutkan perjalanan ke kawah G. Bromo yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki maupun naik kuda sewa, untuk menyaksikan panorama matahari terbit.

Masyarakat sekitar G. Bromo yaitu masyarakat Tengger mempunyai upacara tradisi tahunan yaitu upacara melempar sesaji pada tengah malam (tepat pkl. 24.00 WIB), yang disebut dengan upacara “Kasodo”. Upacana adat Tengger ini, biasanya sangat meriah dan sering dihadiri oleh pejabat-pejahat tinggi serta masyarakat Indonesia lainnya juga para turis asing yang jumlahnya mencapai puluhan ribu pengunjung.

Suhu di kawasan Bromo ini antara 5 - 14 C. Dan padang pasir Bromo kita dapat naik ke G. Batok, G. Kursi, maupun G. Pananjakan. Di kawasan G. Bromo ini banyak dijumpai panorama yang sangat menakjubkan.

Untuk menuju Gunung yang tertinggi di Pulau Jawa yaitu G. Semeru ( 3.676 m)~ paling mudah dicapai adalah dari arah Malang dengan naik Colt jurusan Tumpang, kemudian menuju desa Ranupane (2.200 m) dengan melewati desa Gubug Klakah (1.100 m) dan Ngadas (2.000 m) dengan Truk atau Jeep ongkosnya Rp. 6.000 sampai Rp. 10.000,- per onang (tahun 1999).

Desa Ranupane (2.100 m) adalah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos untuk melapor bagi para pendaki untuk naik, dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Ranu Pane mempunyai penduduk sekitar 60 orang yang merupakan perkampungan kecil, pekerjaan mereka pada umumnya bertani sayur-sayuran. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya tendapat ranu lagi yang namanya Ranu Regulo.

Perjalanan ke Puncak G. Semeru dimulai dan desa Ranupane menuju Ranu Kumbolo pagi harinya pukul 7.00 melalui jalan setapak, jaraknya 13 Km., tidak terlalu terjal dengan memakan waktu sekitan 3-4 jam perjalanan. Di Ranu Kumbolo ada Pondok Pendaki untuk istinahat dan memasak. Daerah ini airnya inelimpah dan berada pada ketinggian 2.400 m dari permukaan laut. Ranu Kumbolo memiliki pemandangan yang sangat indah terlebih pada pagi hari bila kita dapat melihat matahani terbit dari celah-celah bukit.

Dari Ranu Kumbolo perjalanan dilanjutkan menuju Kalimati (2.700 m) melalui hutan cemara dimana kadang kita jumpai burung dan kijang. Penjalanan ini ditempuh 2 - 3 jam / 10 Km. Disini kita dapat mendirikan tenda, dan apabila kita membutuhkan air dapat menuju Sumbermani, kearah barat menelusuni pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh perjalanan 1 jam pulang pergi. Tetapi dianjurkan kehutuhan air telah dipersiapkan di Ranu Kumbolo.

Sebenarnya kita dapat juga berkemah di Ancopodo 1 jam perjalanan dari Kalimati ke arah puncak G. Semeiru. tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering tenjadi tanah longsor di kawasan tersebut.

Dari Kalimati biasanya para pendaki memulai pendakian menuju puncak pagi-pagi sekali, yaitu sekitar pukul 2 - 3 pagi dengan melalui hutan cemara 1 jam dan bukit pasir selama 2 - 3 jam untuk sampai di puncaknya, dengan keadaan jalan yang terjal menanjak.

Puncak Semeru yang biasa didaki adalah Puncak “Mahameru”. Dari puncak ini akan terlihat kawah yang disebut “Jonggring Saloko” dan yang uniknya setiap 10-15 menit sekali menyemburkan batuan vulkanis dengan didahului asap yang membumbung tinggi. Suhu di puncak Mahameru dingin sekali yaitu 0-4 C yang kadang-kadang berkabut tebal disertai badai angin. Pada saat badai dianjurkan untuk menunda pendakian ke puncak.

Panorama dari Puncak Mahameru tak akan pernah terlupakan indahnya, dimana terlihat puncak-puncak gunung di Jawa Timur, pesisir dan pantai, serta matahani terbit di ufuk timur.

Mendaki G. Semeru sebaiknva dimusim kemarau yaitu pada bulan-bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Pendaki juga dianjurkan untuk tidak mendaki pada musim hujan di bulan Januani dan Februari, dimana sering terjadi badai dan tanah longsor.

Dari puncak turun kembali ke kemah (Kalimati) dibutuhkan waktu 1 jam, dan 3 jam untuk sampai di Ranu Kumbolo dan diperlukan 3 jam lagi untuk mencapai Ranu Pane. Bila sampai di Ranu Pane menjelang sore, kalau ada mobil kita bisa terus turun ke Gubug Klakah atau ke Tumpang, atau kita bisa bermalam di Ranu Pane dan besok paginya kita dapat turun kembali ke Tumpang.

Turun dari Ranupane ke arah Tumpang kita dapat juga menuju ke kawasan G. Bromo, melalui pertigaan Jempiang (2 Km sebelum desa Ngadas) ke arah kanan.

1

Taman Nasional Gunung Halimun

Halimun berarti kabut. Di gunung Halimun terdapat banyak misteri keanekaragaman hayati. Selain macan tutul, burung pemangsa bernama Elang Jawa juga bisa dijumpai di tempat ini.

Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) terletak lebih kurang 100 KM arah Barat Daya Jakarta. Secara administratif wilayah itu termasuk dalam Kabupaten Bogor, Lebak dan Sukabumi. Luas taman nasional ini mencapai 40.000 hektar dan terbentang di ketinggian antara 500 hingga 2000 meter di atas permukaan laut.

Dari kawasan taman nasional ini mengalir beberapa sungai yang tak pernah kering memenuhi kebutuhan air bagi wilayah di sekitarnya. Sungai-sungai tersebut antara lain Ciberang, Ciujung, Cidurian, Cisadane dan Cimandur.

Karena tempatnya masih berupa hutan perawan dan berada di ketinggian dengan kemiringan sampai 45 derajat, maka dapat ditemui beberapa air terjun yang sangat eksotik yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Salah satu tempat yang lazim dikunjungi adalah stasiun penelitian Cikaniki yang terletak di bagian Barat taman ini. Sekitar 200 meter di sebelah Utara stasiun penelitian ini terdapat sebuah menara penelitian, atau tepatnya jembatan yang diberi nama Canopy Walk. Bangunan ini menggunakan empat pohon besar sebagai penyangga empat jembatan yang panjangnya 100 meter dengan ketinggian 25 meter dari permukaan tanah.

Karena terletak di tiga kabupaten, Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) bisa dicapai lewat berbagai arah. Tapi untuk mudahnya, Anda bisa memilih jalur Parungkuda di Sukabumi menuju Kabandungan. Jarak yang dilalui sekitar 30 KM selama sekitar 1,5 jam. Kendaraan pribadi atau angkutan umum bisa digunakan untuk menempuh perjalanan ini. Kemudian dari kantor TNGH di Kabandungan, setelah membayar karcis Rp 1.500 per orang dan asuransi sebesar Rp 2.000, pengunjung dapat menuju ke stasiun penelitian Cikaniki, memakan waktu 1,5 hingga dua jam untuk jarak 18 kilometer, karena jalan masih berbatu. Dijalur ini penggunaan kendaraan pribadi tidak dianjurkan. Sebaiknya pengunjung menyewa truk pengangkut teh seharga Rp 25.000 sekali jalan. Dengan truk sewaan itu pula Anda bisa meneruskan perjalanan ke Cita Lahab, kawasan perkebunan teh yang berada dalam taman nasional itu.

Selamat Berpetualang!!

1

Senin, Mei 19, 2008

Akses Gn Gede, Putri dan Gn. Pangrango

Ada 6 pintu masuk menuju kawasan TNGP yaitu: Cibodas, Gunung Putri, Bodogol, Cisarua, Selabintana dan Situgunung.
Kantor Balai TNGP, pusat informasi (visitor center) dan tempat pendaftaran pendakian berlokasi di Cibodas. Pintu masuk Cibodas, Gunung Putri dan Selabintana merupakan akses utama menuju puncak Gunung Gede dan Pangrango. Pintu masuk Situgunung merupakan pintu menuju Danau Situgunung yang sangat sesuai untuk rekreasi keluarga. Sedangkan, Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol dengan kanopi trail sepanjang 4 km memiliki daya tarik bagi pengunjung dan masyarakat umum yang ingin berekreasi dengan merasakan keindahan hutan hujan tropis. Cisarua juga pintu masuk yang dekat dari Jakarta, mempunyai fasilitas untuk kemping yang cocok bagi keluarga, anak sekolah dan kelompok-kelompok pecinta alam.

Pintu Masuk Dengan Mobil Pribadi Dengan Transportasi UmumCibodas
Berjarak 100 km dari Jakarta. Dapat ditempuh melalui Jalan Tol Jagorawi dan keluar di Tol Ciawi. Di pertigaan Ciawi, ambil jurusan Puncak – Bandung. Setelah 7,6 km dari Puncak Pass Hotel, setelah Outlet DSE, belok ke kanan tepat pada pertigaan di Paragajen (Papan Nama Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ada disebelah kiri jalan). Jalan lurus kira-kira 3 km dan sampai pada portal pintu Gerbang Wisata Cibodas, dan disini ada restribusi (mobil dan kendaraan roda dua Rp.3000,- dan setiap penumpang Rp. 1000,-/orang). Tidak jauh dari portal ini, anda menemukan kantor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango disebelah kanan. Dengan bis umum dari Bogor – Bandung, Jakarta – Bandung yang lewat Puncak. Turun di Pertigaan di Paragajen, dekat Outlet DSE. (Pertigaan ini disebut Pertigaan Cibodas, dan papan nama TNGP disebelah kiri jalan). Dari pertigaan, anda naik angkot warna kuning (Cibodas, Rarahan) dengan ongkos Rp. 2000 per orang sampai di pintu gerbang TNGP. Tarif ojek sampai ke pintu gerbang kantor TNGP Rp. 6000,-.Guung Putri Terletak 15 km dari Cibodas. Pengunjung dapat menuju lokasi ini dari Cipanas dengan jarak kira-kira 7 km. Lokasi Kemping Bobojong di Gunung Putri berjarak 1 km jalan kaki dari terminal angkot di Gunung Putri. Pengunjung harus naik angkot dari terminal Cipanas ke Gunung Putri dengan ongkos Rp. 3000,- /orangSelabintana Berjarak 10 km atau 30 menit dari Sukabumi, melewati jalan perkebunan teh dan kebun sayur. Pintu masuk Selabintana yaitu di Pondok Halimun berada di Cipelang. Dari terminal bis Sukabumi dengan minibus menuju pusat kota dan kemudian ganti kendaraan dengan minibus yang menuju Pondok Halimun.
Situgunung
Pintu masuk Situgunung terletak kira-kira 70 km atau 1.5 jam dari Bogor. Dari Bogor, ambil jurusan Sukabumi dan kemudian berbelok di Cisaat menuju Situgunung. Situgunung terletak di sebelah selatan kawasan Taman Nasional. Akses cukup bagus. Dari Jakarta atau Bogor, ambil bis jurusan Jakarta – Sukabumi – Cisaat. Jika dari terminal Sukabumi, naik minibus yang menuju Cisaat, dan sampai di Cisaat, ambil minibus menuju Situgunung, yang berjarak 10 km.Bodogol Dari Bogor ke pintu masuk Bodogol, ambil jurusan Sukabumi dan turun di Lido (kira-kira 25km). Dari Lido menuju desa Bodogol kira-kira 4km, dan dari desa Bodogol menuju PPKAB kira-kira 3 km melalui jalan berbatu, dan disarankan menggunakan kendaraan roda 4 dengan gardan ganda. Dengan menggunakan bis atau mini bus dari Bogor dengan ongkos Rp. 5,000-/orang. Dari Lido anda dapat menggunakan motor ojek menuju resort Bodogol dengan ongkos Rp. 5,000-/orang. Dari resort Bodogol, anda dapat mengunakan ojek sampai PPKAB.Cisarua Pintu gerbang Cisarua berjarak kira-kira 14 km atau 20 menit dari Ciawi dengan mobil. Menuju pintu gerbang akses cukup bagus dengan jalan aspal. Dari Ciawi, gunakan minibus menuju terminal Pasir Muncang, dan dari terminal ini sewa ojek menuju pintu masuk Cisarua.
Catatan: Informasi diatas berdasarkan kondisi Januari 2007, dan hanya merupakan referensi. TNGP tidak akan bertanggungjawab bila ada perubahan rute, harga dan kondisi lainnya.
(Sumber : TNGGP)

Pendakian Gunung Gede Pangrango dibuka 1 April 2008

Terhitung sejak tanggal 1 April 2008, Pendakian Gunung Gede Pangrango kembali dibuka untuk umum. Calon Pendaki diwajibkan melakukan reservasi (booking) secara langsung datang ke Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan alamat: Jln Raya Cibodas PO Box 3 Sdl, Cipanas, Cianjur ATAU melalui Tlp/Fax (0263) 512776/(0263) 519415 dengan syarat dan ketentuan pendakian sebagai berikut:
  1. Setiap pendaki harus memiliki Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) yang diproses di Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dengan ketentuan sebagai berikut:
  • Pengajuan SIMAKSI pendakian menggunakan sistem booking dengan batas waktu minimum pengajuan adalah 3 (tiga) hari kerja dan maksimum 1 (satu) bulan kalender sebelum pendakian dilaksanakan.
  • Batas maksimum jumlah pendaki per hari adalah 600 orang (pintu masuk Cibodas: 300 orang, Gunung Putri: 200 orang dan Selabintana 100: orang).
  • Batas waktu maksimum pendakian adalah 2 (dua) hari 1 (satu) malam.
  • Setiap SIMAKSI pendakian dikeluarkan untuk minimum sejumlah 3 (tiga) orang pendaki dan maksimum 10 (sepuluh) orang pendaki.
  • Proses pengajuan SIMAKSI dilakukan pada hari kerja (Senin s/d Jumat), pukul 08.00 s/d 15.30.
  • Calon pendaki menyerahkan fotocopy Kartu Identitas yang masih berlaku (kartu identitas yang dapat menunjukkan alamat dan tanggal lahir calon pendaki).
  • Apabila calon pendaki berumur kurang dari 17 tahun, diwajibkan menyerahkan Surat Izin Orang Tua calon pendaki yang bersangkutan dan ditandatangani di atas Materai Rp. 6.000,- serta menyerahkan fotocopy KTP orang tua yang masih berlaku.
  • Membayar tiket masuk dan asuransi pendakian sebagai berikut:
    - Wisatawan Domestik: Rp. 5.000,-/orang
    - Wisatawan Mancanegara: Rp. 40.000,-/orang
    - Asuransi: Rp. 2.000,-/orang
  1. Pintu Masuk jalur pendakian dibuka mulai pukul 06.00 s/d 21.00 WIB.
  2. Pendaki memilih salah satu dari 3 (tiga) alternatif waktu keberangkatan: (1) 06.00 - 11.00 wib (2) 11.00 - 16.00 wib (3) 16.00 - 21.00 wib
  3. Petugas Balai Besar TNGGP pada pintu masuk kawasan akan memeriksa barang bawaan dan SIMAKSI sebelum dan sesudah memasuki kawasan.
  4. Untuk keselamatan diri, setiap pendaki diwajibkan memakai sepatu serta membawa keperluan pribadi seperti jaket, obat-obatan, tenda, senter, jas hujan, matras, makanan dan minuman secukupnya.
  5. Tidak diperbolehkan membawa binatang ke dalam kawasan.
  6. Tidak diperbolehkan memetik, memindahkan atau mencabut tanaman di dalam kawasan.
  7. Tidak diperbolehkan membuat api unggun di dalam kawasan.
  8. Tidak diperbolehkan mengganggu, memindahkan, atau melakukan vandalisme pada fasilitas yang tersedia di dalam kawasan.
  9. Berjalan pada jalur yang sudah ditentukan/disediakan.
  10. Tidak diperbolehkan meninggalkan sampah dan wajib membawa turun kembali sampah bawaannya. Wajib mengikuti semua peraturan yang berlaku di Balai Besar TNGGP.

Apabila kondisi cuaca buruk dan diperkirakan akan membahayakan keselamatan pendaki, maka manajemen Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dapat menutup jalur pendakian untuk sementara waktu dan pendaki baru diperbolehkan mendaki ketika cuaca telah membaik.

(Sumber : TNGGP Maret 2008)

Sophan Sophian Tewas Kecelakaan Di Ngawi

Artis dekade 1970-an yang juga politikus, Sophan Sophian yang mengendarai motor gede (moge) mengalami kecelakaan tunggal yang fatal di Ngawi, Jatim, Sabtu (17/5), sehingga suami artis Widyawati ini meninggal dunia.
Kecelakaan yang terjadi di jalan raya Ngawi-Solo KM 18-19 tepatnya di Desa Planglor, Kecamatan Kedungalor, Kabupaten Ngawi ini terjadi sekitar pukul 09.15 WIB. “Kecelakaan tunggal ini akibat moge yang dikendarai Sophan mengalami ’slip’. Lebih jelasnya tunggu nanti, kami sedang melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara),” kata Aiptu Panji S, Kapospol Lalin 90 Ngawi, saat kejadian itu, tim moge dari Jakarta yang merayakan “100 tahun Kebangkitan Nasional” dengan “touring” keliling Jawa melintasi jalur dari Kediri, Jatim menuju Solo, Jateng.
Ketika melintas jalur Ngawi-Solo, tepatnya di km18-19 itulah, tiba-tiba moge yang dikendarai Sophan “slip”. Tim “service” dari anggota moge itu langsung mengamankan moge naas tersebut. Sementara jenazah aktor kawakan itu, langsung di”larikan” ke RSUD Sragen, Jateng, untuk selanjutnya dibawa ke Jakarta dengan pesawat melalui bandara di Solo.
Luka Parah Di Bagian Dada
Aktor senior Sophan Sophiaan mengalami luka parah di bagian dada akibat kecelakaan saat mengendarai motor gede (moge) di perbatasan Sragen, Jawa Tengah dan Ngawi, Jawa Timur, Sabtu, yang menyebabkannya meninggal.
Dr.Imam Fadli, salah seorang dokter RSUD Sragen yang menangani korban, mengatakan, sejumlah tulang di bagian dada korban diketahui patah. Menurut dia, korban yang meninggal saat perjalanan dari lokasi kejadian menuju RS ini, juga mengalami sejumlah luka di bagian paha dan tangan.
Ia mengatakan, korban meninggal akibat kecelakaan tunggal saat mencoba menghindari sebuah lubang besar di Jalan Raya Ngawi-Sragen km 18-19. “Korban diperkirakan meninggal tidak lama setelah terjadi kecelakaan, saat perjalanan menuju RS,” katanya.
Korban bersama dengan sekitar 200 anggota pengendara Moge dengan tema “Jalur Kebangkitan”, berangkat dari Kediri dan sedang dalam perjalanan menuju Yogyakarta. Sementara itu, rencananya pada Sabtu siang, sekitar pukul 14.00 WIB, jenazah almarhum Sophan Sophiaan akan diterbangkan kembali ke Jakarta.

Disalatkan Di Masjid Sragen
Jenazah politikus yang juga artis Sophan Sophian, Sabtu siang langsung disalatkan di Mesjid Raya Al Falaq Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dan menurut rencana pukul 14.00 diterbangkan dari Bandara Adisumarmo Solo menuju Jakarta.
Wartawan ANTARA dari Solo melaporkan, Sophan meninggal dunia Sabtu sekitar pukul 10.00 WIB setelah motor besar yang dikendarai dalam konvoi Jambore Merah Putih terjatuh di jalan Kedung Galar, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jatim ketika menuju ke Solo.
Motor yang dikendarai Sophan terjatuh akibat terperosok di jalan berlubang. Sophan sempat dilarikan ke RSUD Sragen namun meninggal dalam perjalanan. Konvoi motor besar itu berangkat dari Kediri melewati Ngawi, Karanganyar, dan menurut rencana akan berhenti di Yogyakarta.
Diterbangkan Ke Jakarta
Jenazah aktor senior Sophan Sophiaan yang meninggal akibat kecelakaan di Ngawi, Jawa Timur, akan diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Adi Sumarmo Solo, Sabtu sekitar pukul 14.00 WIB. Kapolres Sragen, AKBP S. Handayani menuturkan, hingga saat ini, jenazah korban masih disemayamkan di RSUD Sragen. “Rencananya, jenazah almarhum akan diterbangkan kembali ke Jakarta dengan pesawat pukul 14.00 WIB, dari Bandara Adi Sumarmo Solo,” katanya.
Sebelum diberangkatkan ke bandara, lanjut dia, jenazah korban akan disalatkan di Masjid Al Falaq Sragen, pada pukul 12.00 WIB.
Sementara itu, sejumlah kepala daerah, seperti Bupati Sragen, Untung Wiyono dan Bupati Karanganyar, Rina Iriani, berada di RSUD Sragen, untuk mengetahui kondisi terkini almarhum.

Pendakian 2008

Jum`at, 16 Mei 2008
seperti biasa kampus kami sepi-sepi saja, hanya kolam pemancingan yang ramai dikunjungi. namun siang itu ada kesibukan tersendiri di pojok kampus, tepatnya di SEKRE Gpa-Aesthetica, siang itu ada sekitar 50 orang, baik dari calon anggota maupun para senior yang sedang mempersiapkan diri untuk acara tahunan pendakian dan pelantikan calon anggota baru di Gn.putri, Gn. gede dan Gn. Pangrango. Terlihat di kumpulan tersebut para dedengkot Aeshtetica Bang Glenn (Kepala suku 1995), Mas Nano, Bang Imat (Kepala suku 1993), Bang Fahmi, Bang Ardi dan lainnya. Turut hadir disana sesepuh Gpa-Aesthetica Bang Alwi Alydrus yang rencananya akan melepas keberangkatan para CAang dan senior dalam acara tersebut. Semoga dalam acara ini menjadi titik balik kebangkitan dan kesuksesan Gpa-Aeshtetica. Maju terus Aesthetica UUUUUWWWOOOOOO......
Salam Rimba,
Bhumi Srengseng Sawah

Jumat, April 04, 2008

Contact

Sekretariat Gpa Aesthetica
Kampus ISTN
Bhumi Srengseng Sawah 

ABOUT

Gpa Aesthetica 
Adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa pecinta alam yang ada di kampus Istn Jakarta. Selama berdirinya Gpa Aesthetica telah banyak meraih penghargaan dalam ajang lomba dan kejuaraan baik antar mahasiswa atau umum. Gpa Aesthetica juga aktip dalam semua kegiatan ekspedisi pecinta alam seperti Ekspedisi Himalaya, dan Ekspedisi Kinabalu juga lainnya.